Ditemukan Pria Tewas Di Dalam Sebuah Sumur Tua Yang Berlokasi Di Kebun Milik Warga Ini Penjelasan Nya

tegasinvestigasi.com -Mudik ke kampung halaman untuk berlebaran, Farhan, pemuda berusia 23 tahun asal Bireuen justru malah menemui ajalnya.

Warga Desa Pulo Pineng Meunasah Dua, Kecamatan Jangka, Bireuen ini ditemukan tewas di dalam sebuah sumur tua yang berlokasi di kebun milik warga.

Sebelum ditemukan, Farhan belum lama tiba di kampung halamannya setelah melakukan perjalanan Mudik dari Kota Banda Aceh, telah hilang selama 2 hari.

Farhan baru ditemukan pada Selasa (3/5/2022), tepatnya pada hari kedua Lebaran Idul Fitri 1443 H, namun sudah dalam kondisi tak bernyawa.

Penemuan jasad Farhan ini pun sempat menggegerkan warga sekitar.

Pasalnya, jasad Farhan ditemukan dalam kondisi mengapung dan sudah berbau busuk.

Ketika mayat pemuda tersebut berhasil dievakuasi, terlihat ada bekas luka gorokan di bagian lehernya.

Usut punya usut, ternyata Farhan merupakan korban pembunuhan berencana yang dilakukan oleh temannya sendiri.

Parahnya lagi, tersangka yang merupakan teman dekat korban itu sempat ikut melayat hingga menyalati jenazah korban di rumah duka.

Diberitakan sebelumnya, jasad lelaki yang belakangan diketahui bernama Farhan (23) tersebut pertama sekali ditemukan oleh seorang ibu rumah tangga bernama Aman Surya (50).

Menurut penjelasan Keuchik Bugak Mesjid Mukhtaruddin (51), jasad pemuda tersebut ditemukan di kebun milik Aman Surya.

Saat itu, Aman Surya diketahui sedang mengunjungi kebunnya untuk mengontrol.

Saat ditanya lebih lanjut mengenai kronologis penemuannya, Aman Surya mengatakan, awalnya pada pagi hari kejadian, dia pergi dari rumah menuju ke sawah yang berlokasi tidak jauh dari kebunnya.

Sepulang dari sawah, ia pun singgah di kebun miliknya dengan maksud untuk mencuci kaki.

Lalu saat tiba di dekat sumur, dia pun mencium bau busuk.

Lantaran takut seorang diri di lokasi kejadian, Aman Surya pun lari ke pemukiman warga untuk melaporkan temuannya itu.

Saat itu, Aman Surya melaporkannya kepada seorang warga yang kebetulan sedang lewat.

Warga itu pun langsung datang ke lokasi untuk mengecek.

Saat dilihat, ternyata ada mayat laki-laki dengan posisi terlungkup di dalam sumur.

Kedua warga ini pun langsung melaporkan kejadian itu kepada perangkat gampong dan kemudian diteruskan ke polisi.

Setelah jasad tersebut berhasil diangkat keluar, barulah diketahui bahwa korban bernama Farhan (23).

Korban selama ini bekerja di Banda Aceh, dan baru saja tiba di kampung halamannya menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H.

Ada bekas gorokan di leher

Identitas korban terungkap setelah jasadnya berhasil dievakuasi dari dalam sumur, pada Selasa (3/5/2022) pagi.

Kapolres Bireuen AKBP Mike Hardy Wirapraja SIK MH melalui Kasat Reskrim AKP Arief Sukmo Wibowo SIK didampingi Kasubsi PIDM Bripka Safwan Rizal kepada Serambinews.com mengatakan, mayat tersebut diketahui bernama Farhan (23) warga Gampong Pulo Pineng Meunasah Dua, Jangka, Bireuen.

Lebih lanjut Bripka Safwan Rizal menyampaikan, usai mendapat kabar dari warga, Tim Polsek Jangka langsung menuju ke lokasi untuk mengamankan tempat kejadian perkara dan memasang Police line.

Sekitar Pada pukul 11.10 WIB, Selasa (3/5/2022) pihak Puskesmas Jangka serta Personil Polsek Jangka dan Opsnal Sat Reskrim Polres Bireuen dan Unit Identifikasi Polres Bireuen dibantu masyarakat sekitar segera mengevakuasi korban.

Korban yang berhasil diangkat dari dalam sumur kemudian dibawa ke IGD RSUD Dr Fauziah Bireuen untuk visum.

Kapolres Bireuen, AKBP Mike Hardi Wirapraja SIK MH melalui Kasatreskrim AKP Arief Sukmo Wibowo SIK didampinggi Kaur Identifikasi Polres Bireuen, Aipda Azrul Aswan yang dikonfirmasi Serambinews.com mengatakan, dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan sejumlah bukti dugaan penganiyaan dan pembunuhan.

Korban diduga dibunuh di jalan yang dekat dengan kebun lokasi kejadian.

Sebelum dibunuh dan dibuang ke dalam sumur tua di kebun milik Aman Surya, korban diduga sempat mengalami penganiayaan berat.

Disebutkan Aipda Azrul Aswan, selain bekas luka gorok di bagian leher, ditemukan juga bekas bacokan serta memar di bagian tubuh korban.

Selain itu, tim juga mentemukan ceceran darah dijalan dekat kebun.

Sejumlah barang bukti pun telah diamankan pihak kepolisian sejak peristiwa itu terjadi.

Diantaranya ialah satu unit sepeda motor merk Honda Vario warna merah putih milik korban dengan nomor kendaraan BL 4349 ZBC yang ditemukan sekitar 100 meter dari sumur.

Barang bukti lain yang diamankan polisi ialah pakaian korban, darah korban, serta bong alat penghisap sabu.

Sudah hilang 2 hari

Setelah penemuan yang menghebohkan warga setempat, fakta-fakta terkait belakangan pun terkuak.

Farhan (23), pemuda yang ditemukan meninggal dalam posisi terlungkup di dalam sumur itu ternyata sudah hilang sejak Minggu (1/5/2022) malam.

Iskandar (35), abang kandung korban mengatakan, adiknya Farhan (23) selama ini bekerja di Banda Aceh.

Dia baru pulang menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Singkat cerita, katanya, malam hari meugang besar atau Minggu (1/5/2022) malam, Farhan pergi dari rumah dan sejak itu tidak diketahui ke mana.

Barulah pada Selasa (3/5/2022) pagi, diperoleh informasi ada penemuan mayat dalam sumur seorang warga.

Ternyata, mayat itu merupakan adik kandungnya yang telah hilang sejak 2 hari lalu.

Dibunuh oleh teman dekat

Sejak penemuan mayat pemuda bernama Farhan tersebut, sejumlah anggota Polsek, Koramil, dan tim identifikasi Polres Bireuen langsung bergerak melakukan penyelidikan.

Kerja keras jajaran Polres Bireuen dalam mengungkap kasus pembunuhan Farhan pun akhirnya membuahkan hasil.

Pria berinisial Ism (27), teman sekaligus merupakan warga sekampung korban ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Farhan.

ISM berhasil ditangkap pada Selasa (3/5/2022).

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, korban bersama dengan empat orang lainnya yang diperiksa tim Satreskrim bersama Sat Intelkam Polres Bireuen dan tim lainnya sebagai saksi.

Ketiga saksi lain adalah Aman Surya selaku orang yang pertama melihat mayat korban dalam sumur, lalu Iskandar (abang kandung korban), dan Jailani Ismail yang melihat korban berboncengan dengan tersangka (Ism).

Tiga warga tesebut diperbolehkan pulang, sedangkan Ism terus diperiksa.

Pada Rabu (4/5/2022) malam, Ism akhirnya mengaku bahwa dirinyalah yang telah membunuh pemuda yang sudah lama berteman dengannya tersebut.

Ism pun akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.

Bermotifkan dendam

Usai ditetapkan sebagai tersangka, banyak fakta yang terkuak berdasarkan penjelasan tersangka.

Dalam penjelasannya kepada polisi, tersangka mengaku dendam kepada korban.

Sebab, menurut Ism, dua bulan lalu korban meminjam handphone (Hp) merek Oppo miliknya lalu digadaikan kepada orang lain senilai Rp 1 juta dengan dalih untuk ongkosnya ke Banda Aceh.

Kemudian, korban berangkat ke Banda Aceh.

“HP saya digala (digadaikan) kepada orang lain. Beberapa kali saya minta untuk dikembalikan, namun belum dikembalikan,”jelasnya.

Dalam pertemuan berikutnya dengan korban, tersangka mengaku dirinya pernah meminta kembali Hp tersebut dan korban berjanji akan mengembalikannya pada 17 Ramadhan 1443 Hijriah.

Namun, tambah Ism, pada waktu yang dijanjikan itu korban belum juga mengembalikan Hp-nya.

Kemudian, pada Sabtu (30/4/2022) malam, keduanya bertemu kembali.

Saat itu, menurut tersangka, ia mengajak korban Farhan mencari sabu-sabu.

Setelah didapat, keduanya mengisap barang haram tersebut.

Sebelum pembunuhan terjadi, korban berjanji akan mengembalikan Hp tersangka pada hari keempat Lebaran Idul Fitri.

Tersangka yang mengaku sudah dendam sudah merencanakan untuk membunuh korban.

Setelah pembunuhan terjadi, tersangka pulang ke rumah.

Saat mayat korbam ditemukan, tersangka juga ikut dalam kerumunan masyarakat.

Seusai divisum, jenazah korban dibawa pulang ke rumahnya untuk difardhukifayahkan.

Tersangka juga mengaku ikut melayat ke rumah korban dan melaksanakan shalat jenazah bersama warga setempat.

“Saat shalat jenazah, saya juga ikut shalat bersama warga,” ujarnya.

Sudah direncanakan

Kapolres Bireuen, AKBP Mike Hardy Wirapraja SIK MH, didampingi Kasat Reskrim AKP Arief Sukmo Wibowo SIK mengatakan, kasus pembunuhan tersebut sudah direncanakan oleh tersangka dan motifnya dendam.

“Motifnya dendam dan bukan asrama,” ujar Kasat Reskrim meluruskan informasi berkembang bahwa motif pembunuhan terhadap Farhan oleh tersangka Ism selain dendam juga kasus asmara.

“Setelah ditetapkan sebagai tersangka, yang bersangkutan (Ism) meminta maaf dan mengakui perbuatannya,” timpal Kasat Reskrim.

Menurut AKP Arief, soal asmara sengaja dikembangkan tersangka untuk mengelabui penyidik.

Kapolres mengatakan, mereka berteman sejak lama. Usai membunuh, menurut Kapolres, tersangka juga mengambil dompet korban yang berisi uang Rp 100 ribu lebih dan satu Hp.

Sedangkan sepeda motor (sepmor) korban ditinggalkan di lokasi pembunuhan.

Sepmor merek Vario 150 BL 4349 ZBC tidak sempat diambil oleh pelaku karena kuncinya hilang.

“Karena tidak ditemukan kunci, maka pelaku meninggalkan sepeda motor di lokasi begitu saja dan ia kemudian langsung pulang ke rumah,” ujarnya.

Tim Reskrim Polres Bireuen saat melakukan penyelidikan menemukan kunci sepmor itu dalam saku celana korban yang dibuang ke dalam sumur.

Sementara Hp milik korban digadaikan oleh tersangka kepada salah seorang warga Peusangan Rp 1 juta lebih.

“Hp korban sudah kami ambil sebagai barang bukti,” ujar Kasat Reskrim.

Adapun barang bukti lain yang turut diamankan, sebutnya, yaitu satu pisau dapur tanpa gagang, sandal korban, sebagian sisa celana tersangka yang sudah dibakar, satu Hp, satu sepmor ,dan satu jam tangan korban.

Barang bukti kasus tersebut ikut diperlihatkan Kapolres dalam jumpa pers, kemarin.

Menurut Kasat Reskrim, tersangka dikenakan Pasal 338 sub Pasal 340 KUHPidana dengan ancaman hukuman mati atau penjara selama-lamanya 20 tahun.

Bakar pakaian dan buang pisau untuk hilangkan jejak

Sebelum ditangkap aparat Polres Bireuen, Ism sempat berusaha menghilangkan jejak perbuatannya dengan cara membakar celana dan baju yang terkena percikan darah saat ia membunuh korban.

Selain itu, pisau dapur yang digunakan untuk menusuk dan menggorok leher korban juga dibuang ke sawah oleh tersangka.

Informasi usaha menghilangkan jejak oleh pelaku tersebut disampaikan Kapolres Bireuen, AKBP Mike Hardy Wirapraja SIK MH, didampingi Kasat Reskrim, AKP Arief Sukmo Wibowo SIK, dan pejabat Polres lainnya dalam jumpa pers di Mapolres setempat, Kamis (5/5/2022).

Namun usaha untuk mengelabui aparat penegak hukum tidak berhasil.

Ism pun akhirnya mengaki perbuatannya bhawa dialah yang telah membunuh korban.

Ia juga mengaku sudah merencanakan pembunuhan itu beberapa waktu sebelumnya.

Dalam pengakuan kepada penyidik Polres Bireuen, kejadian itu bermula pada Sabtu (3/4/2022) malam.

Pelaku bersama korban pergi membeli sabu-sabu. Setelah mendapatkan narkoba, pelaku dan korban menuju ke salah satu kebun di Desa Bugak Mesjid, Kecamatan Jangka, Bireuen.

Lalu, keduanya mengonsumsi narkoba tersebut.

Setelah selesai menggunakan sabu, korban bermain game Higgs Domino di handphone (Hp)-nya. Sedangkan tersangka menonton korban bermain game dari belakang.

“Menurut pengakuan tersangka, ia menonton korban main game domino sambil menunggu waktu yang tepat untuk melakukan rencananya (membunuh korban),”ujar Kapolres.

Sekitar pukul 23.00 WIB pada Sabtu (3/4/2022), saat korban sedang asik bermain Higgs Domino, pelaku mengambil pisau yang sudah disiapkan dan diselipkan di pinggangnya.

Setelah itu, pelaku langsung menarik rambut korban ke arah belakang menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya memegang pisau langsung mengarahkan ke leher korban sambil menggorok secara berulang-ulang hingga korban meronta-ronta.

Korban terus meronta sampai terjatuh ke tanah. Sementara tangan pelaku berlumuran darah.

Setelah itu, berdasarkan pengakuan tersangka, ia kembali menusuk korban di bagian punggung sebelah kanan.

Namun, mata pisau terkena telapak tangan.

Pelaku kemudian mengambil Hp milik korban dan merogoh saku celana sambil mengambil dompet korban.

Setelah itu, tubuh korban diseret hingga berjarak sekitar 15 meter ke arah sumur.

Pelaku kemudian memegang tali pinggang bagian belakang korban, lalu membuangnya ke dalam sumur.

Setelah melakukan perbuatan sadis tersebut, pelaku meninggalkan korban.

Selanjutnya, tersangka membakar baju dan celananya yang berlumuran darah.

Pisau yang digunakan untuk menusuk dan menggorok leher korban juga dibuang ke areal persawahan oleh pelaku.

Namun, belakangan pisau tersebut ditemukan kembali tim Satreskrim Polres Bireuen.

Pernah terlibat jambret

Selain terlibat pembunuhan, tersangka ternyata juga pernah melakukan tindak kriminal lain sebelum pembunuhan terjadi.

“Informasi sementara, tersangka diduga pernah terlibat kasus jambret seorang ibu rumah tangga di Jangka. Kepastiannya masih dalam penyelidikan lanjutan,” ujar Kapolres Bireuen, AKBP Mike Hardy Wirapraja SIK MH yang didampingi Kasat Reskrim AKP Arief Sukmo Wibowo SIK.

Kasat Reskrim menambahkan, dugaan kasus jambret kabarnya terjadi beberapa bulan lalu di kawasan Jangka.

Tim Reskrim sedang melakukan pengembangan dan mencari informasi tambahan serta dugaan adanya tersangka lain yang diduga ikut terlibat dalam kasus jambret.

Sementara kasus kedua terkait temuan alat pengisap sabu di lokasi kejadian dan tersangka mengaku membeli serta mengisap sabu juga dalam penyelidikan tim Polres Bireuen.

Ditambahkan, untuk kasus narkotika jenis sabu yang terkait dengan tersangka sudah dalam pengembangan tim Sat Reskrim dan Sat Narkoba Polres Bireuen.

Kapolres Bireuen menambahkan, tersangka mengakui perbuatannya membunuh korban sendiri dan tidak melibatkan orang lain.

Tersangka yang dalam catatan tim Polres Bireuen berpendidikan tamatan MTsN mengaku menyesal atas perbuatannya.

Dalam jumpa pers di Mapolres Bireuen, Kamis (5/5/2022) kmearin, yersangka Ism yang bertubuh kecil dan pendek ikut diperlihatkan.

Saat itu, tersangka yang dikawal oleh anggota Polres setempat mengenakan baju oranye dan kain sarung kotak-kotak merah dengan kedua tangan diborgol.

banner 336x280
error: Isi di Proteksi !! Mohon Maaf, untuk sementara content tidak dapat disalin. Terima Kasih